No
|
Nama BO
|
Min. Investasi
|
Profit
| ||
1
|
275.000,-
|
50rb
| |||
2
|
100.000,-
|
10/hari
| |||
3
|
100.000,-
|
20rb/mbr
| |||
4
|
10rb,-
|
50rb
| |||
5
|
275.000,-
|
50rb/mbr
| |||
6
|
Gratis,-
|
100rb/mbr
| |||
7
|
0,-
|
50
| |||
8
|
10.000,-
|
100-5rb/hr
| |||
Jumat, 26 September 2014
BANTAL
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Rabu, 24 September 2014
POOH DAN PIGLET
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Senin, 22 September 2014
PATUNG DAVID
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Jumat, 12 September 2014
KESEIMBANGAN HIDUP
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Kamis, 04 September 2014
CARA BERPIKIR GAJAH
Gagal meyakinkan diri untuk mencoba lagi, adalah kegagalan yang sesungguhnya.
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Senin, 01 September 2014
YANG PALING KAU SAYANGI
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Rabu, 27 Agustus 2014
POHON TUA
"Cittt...cericirit...cittt, suara itu makin keras melengking. Ada lagi anak burung yang baru lahir.
Lama kemudian, riuhlah pohon itu atas kelahiran burung-burung baru. Satu...dua...tiga...dan empat anak burung lahir ke dunia. "Ah, doaku di jawab-Nya," begitu seru sang pohon.
Keesokan harinya, beterbanganlah banyak burung ke arah pohon itu. Mereka, akan membuat sarang-sarang baru. Ternyata, batang kayu yang kering, mengundang burung dengan jenis tertentu tertarik untuk mau bersarang disana. Burung-burung itu merasa lebih hangat berada di dalam batang yang kering, ketimbang sebelumnya. Jumlahnya pun lebih banyak dan lebih beragam. "Ah, kini hariku makin cerah bersama burung-burung ini", gumam sang pohon dengan berbinar.
Sang pohon pun kembali bergembira. Dan ketika dilihatnya ke bawah, hatinya kembali membuncah. Ada sebatang tunas baru yang muncul di dekat akarnya. Sang Tunas tampak tersenyum. Ah, rupanya, airmata sang pohon tua itu, membuahkan bibit baru yang akan melanjutkan pengabdiannya pada alam.
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Minggu, 24 Agustus 2014
3 X 8 = 23
Yan Hui bilang baiklah lalu berangkat pulang.
Di dalam perjalanan tiba2 angin kencang disertai petir, kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba2 ingat nasehat Confusius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Yan Hui terkejut, nasehat gurunya yang pertama sudah terbukti.
Apakah saya akan membunuh orang? Yan Hui tiba dirumahnya sudah larut malam dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya. Sesampai didepan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya. Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasehat Confusius, jangan membunuh. Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya.
Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confusius, berlutut dan berkata: "Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?"
Confusius berkata: "Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon. Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh".
Yan Hui berkata: "Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum."
Confusius bilang: "Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku. Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3x8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu. Tapi jikalau guru bilang 3x8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting?"
Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : "Guru mementingkan yang lebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu."
Sejak itu, kemanapun Confusius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.
Cerita ini mengingatkan kita:
Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan kamu, apalah artinya.
Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting.
Banyak hal ada kadar kepentingannya. Janganlah gara2 bertaruh mati2an untuk prinsip kebenaran itu, tapi akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat.
Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan. Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang.
Bersikeras melawan pelanggan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.
Bersikeras melawan atasan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.
Bersikeras melawan suami. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.
Bersikeras melawan teman. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga
Kemenangan bukanlah soal medali, tapi terlebih dulu adalah kemenangan terhadap diri dan lebih penting kemenangan di dalam hati.
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Sabtu, 23 Agustus 2014
AKU INGIN MAMA KEMBALI
Pada waktu tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh Mamanya yang sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit keras. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan. Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai. Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah. Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan papanya. Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya. Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan. Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya.. Hidup seperti ini ia jalani selama lima tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat
Zhang Da Merawat Papanya yang Sakit.
Sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat papanya. Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya, semua dia kerjakan dengan rasa tanggung jawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggung jawabnya sehari-hari.
Zhang Da menyuntik sendiri papanya.
Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli. Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan injeksi/suntikan kepada pasiennya. Setelah ia rasa ia mampu, ia nekad untuk menyuntik papanya sendiri. Saya sungguh kagum, kalau anak kecil main dokter-dokteran dan suntikan itu sudah biasa. Tapi jika anak 10 tahun memberikan suntikan seperti layaknya suster atau dokter yang sudah biasa memberi injeksi saya baru tahu hanya Zhang Da. Orang bisa bilang apa yang dilakukannya adalah perbuatan nekad, sayapun berpendapat demikian. Namun jika kita bisa memahami kondisinya maka saya ingin katakan bahwa Zhang Da adalah anak cerdas yang kreatif dan mau belajar untuk mengatasi kesulitan yang sedang ada dalam hidup dan kehidupannya. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah trampil dan ahli menyuntik.
Aku Mau Mama Kembali.
Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, Pembawa Acara bertanya kepadanya, ?Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu, berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah, besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!? Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya, ?Sebut saja, mereka bisa membantumu? Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun menjawab, ?Aku Mau Mama Kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu Papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama Kembalilah!? demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap. Saya bisa lihat banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu, saya pun tidak menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya, mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit, mengapa ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, melihat katabelece yang dipegangnya semua akan membantunya. Sungguh saya tidak mengerti, tapi yang saya tahu apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku Mau Mama Kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.
Tidak semua orang bisa sekuat dan sehebat Zhang Da dalam mensiasati kesulitan hidup ini. Tapi setiap kita pastinya telah dikaruniai kemampuan dan kekuatan yang istimewa untuk menjalani ujian di dunia. Sehebat apapun ujian yang dihadapi pasti ada jalan keluarnya?ditiap-tiap kesulitan ada kemudahan dan Allah tidak akan menimpakan kesulitan diluar kemampuan umat-Nya. Jadi janganlah menyerah dengan keadaan, jika sekarang sedang kurang beruntung, sedang mengalami kekalahan?. bangkitlah!!! karena sesungguhnya kemenangan akan diberikan kepada siapa saja yang telah berusaha sekuat kemampuannya.
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Jumat, 22 Agustus 2014
MATEMATIKA LOGIKA
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Jumat, 15 Agustus 2014
BERHENTILAH MENGELUH
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Rabu, 13 Agustus 2014
TELINGA UNTUK KAMU
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
GOLF DAN KISAH HIDUP KITA
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Minggu, 10 Agustus 2014
CERITA GUNUNG
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
PEMICU KERUSAKAN OTAK
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Kamis, 07 Agustus 2014
KEBIJAKSANAAN PENGGALI TAMBANG
Bila bathin anda sedang gundah dan kacau, anda tak akan pernah melihat jalan keluar yang tepat.
Anda butuh untuk pertama-tama menenangkan diri. Hanya dalam keheningan anda bisa melihat pokok masyalah secara tepat, serta secara tepat pula membuat keputusan.
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
KEPOMPONG DAN KUPU-KUPU
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Jumat, 25 Juli 2014
KEBAHAGIAAN DALAM MEMBERI
Ia berbicara mengenai istrinya yang sakit, serta anaknya yang kelaparan karena tak ada uang. Ia bersyukur atas kemurahan yg Tuhan berikan melalui orang yg ia tidak ketahui.
Melihat hal itu,sang mahasiswa meneteskan airmata dan sangat terharu.
Ia berpaling pada rekannya seraya berkata,"kau telah memberiku pelajaran yang tak kan kulupakan. Kini aku mengerti bahwa lebih berbahagia memberi daripada menerima".
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
AKU INGIN MAMA KEMBALI
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
PEMBUNUH IMPIAN
Sangat penting untuk mengambil langkah-langkah ke depan, untuk mencapai harapan anda. Setiap orang mempunyai jalan yang berbeda yang harus ditempuh demi melihat harapan dan mimpi mereka menjadi kenyataan. Anda mengetahuinya jauh di dalam hati anda. Jangan takut, lakukan saja. Jangan biarkan terlalu banyak waktu berlalu begitu saja. Waktu juga adalah salah satu pembunuh impian.
Renungkan kata-kata dari lagu yang dinyanyikan Yolanda Adams, "Jagalah impianmu tetap hidup, jangan biarkan itu mati, sesuatu yang ada jauh di dalam hati, yang tetap membuatku terus mencoba, jangan berhenti dan jangan menyerah, jangan pernah menyerah. Kadang, kehidupan dapat meletakkan sebuah batu sandungan di jalanmu, tapi kamu harus mempertahankan imanmu..."
Jika anda memiliki harapan dan impian, milikilah impian yang besar, dan jangan menyerah. Tidak ada hukum yang mengharuskan anda mempunyai mimpi atau harapan yang kecil. Jangan biarkan seorangpun mengatakan pada anda bahwa mimpi anda tidak mungkin terjadi, itu bisa terjadi. Peliharalah mimpi anda, jangan pernah berhenti berharap. Lihatlah diri anda maju selangkah demi selangkah, mungkin juga melakukan hal-hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Saat anda terus maju dalam impian anda dan melindunginya, anda tidak hanya menjaganya tetap hidup, tapi juga membuat tidak ada pilihan lain selain maju!
Banyak orang yang menjadi putus asa dan membuang impian mereka setelah mengalami kegagalan. Banyak orang yang berhenti berharap setelah mengalami kekecewaan. Namun bagaimana anda dapat mengetahui apakah semua itu akan menjadi kenyataan atau tidak kalau anda tidak terus berusaha mencapainya, belajar dari kesuksesan orang lain, dan belajar dari kegagalan anda sendiri?
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Rabu, 23 Juli 2014
MENABUR BENIH
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Senin, 21 Juli 2014
LAYANG-LAYANG
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Minggu, 13 Juli 2014
XIN SHI YANG CANTIK
Ia menyaksikan Xin Shi makin lama berjalan menjauhinya. Ia terus berpikir dan berpikir dan akhirnya mendapat ide, “Xin Shi dengan wajahnya yang tampak sakit terlihat cantik oleh orang-orang , pasti baik jika aku berjalan di belakangnya dan berpura-pura sakit juga seperti dia. Mungkin hanya dengan cara ini orang juga bisa melihat kecantikanku.” Lalu, ia tersenyum gembira dan berlari supaya tidak terlalu jauh dari Xin Shi. Ketika ia berjalan mengikuti Xin Shi, ada seorang nenek tua. Lalu Dong Shi segera berpura-pura sakit.
Waktu nenek itu memperhatikan orang yang berjalan di belakang Xin Shi, dan ternyata adalah Dong Shi, nenek tua itu ingin menolongnya. “Nona Dong Shi kamu sakit apa?” tanya nenek itu. Dong Shi pun balik bertanya kepada nenek tua itu, “Nenek, jika penampilanku seperti ini apakah aku tambah cantik seperti Xin Shi?”
Waktu nenek itu mendengar pertanyaan itu, ia jadi mengerti bahwa Dong Shi cuma berpura-pura sakit. Nenek tua itu pun tidak dapat menahan tawanya, dan ia tertawa lepas sekali. Setiap kali bertemu orang, Dong Shi selalu mendapat respon yang sama, orang pada tertawa. Dong Shi berpikir orang-orang mulai memuji dan menyukainya, tetapi lama-kelamaan ia paham bahwa orang-orang mengejeknya. Akibatnya, dengan marah ia bertanya kepada orang-orang banyak yang kebetulan berkumpul di suatu tempat, “Kenapa kalian menertawakanku? Bukankah kalian berpendapat wajah Xin Shi yang sakit juga terlihat cantik. Kenapa waktu wajahku tampaknya sakit kalian tidak menyebutku cantik?” Ketika mendengar ucapan Dong Shi mereka pun berhenti tertawa.
Di antara orang tersebut ada yang menyahutnya, “Gadis bodoh, Xin Shi pada dasarnya memang sangat cantik. Jadi, walaupun dia tampak pucat dan kesakitan ia tetap kelihatan cantik. Kamu bukanlah Xin Shi. Kalau kamu berpura-pura sakit seperti ini bukan tambah cantik, tetapi tambah jelek!”
Wajah Dong Shi merah padam saat mendengar perkataan orang itu. Dong Shi malu dan akhirnya mengetahui bahwa perkataan dan tanggapan orang yang ditemuinya itu benar. Akhirnya ia berlari dengan cepat pulang ke rumah. Mulai saat itu ia tidak lagi ingin meniru wajah Xin Shi yang tampak kesakitan karena ia sudah tahu dengan pasti Dong Shi bukanlah Xin Shi.
Sejak saat itu orang di negeri China selalu mengatakan orang yang suka meniru orang lain dengan sebutan Dong Shi Xiao Pin.
Mutiara Hikmat :
Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri. tidak perlu merasa iri karena orang memuji penampilan orang lain dan tidak terlalu memuji penampilan diri kita. belajar mengakui kelebihan orang lain dan memperbaiki kekurangan diri sendiri itu sering membuat hidup akan lebih baik ketimbang iri terhadap kelebihan orang lain dan berusaha untuk menjadi orang lain atau bahkan menjelekan orang lain.
Diri kita di ciptakan sama berharganya dengan orang lain, kita pasti punya kelebihan tersendiri. Oleh karena itu, Kelebihan yang ada yang kita miliki perlu kita asah dan kembangkan dengan baik. Jika kita mencoba meniru-niru supaya mirip dengan orang lain maka hasilnya kemungkinan besar adalah orang menertawakan kita karena kita akan tampak mengelikan.
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Sabtu, 05 Juli 2014
NEVER EVER GIVE UP!
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Rabu, 02 Juli 2014
SEBAGAI BALASANNYA........
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Selasa, 01 Juli 2014
TELINGA UNTUK KAMU
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Rabu, 12 Maret 2014
TIGA PINTU KEBIJAKSANAAN
Tahun demi tahun berlalu. Suatu hari, ia bertemu sang Pertapa kembali.
"Apa yang engkau pelajari dari Jalanmu ?" Tanya sang Pertapa
"Aku belajar bagaimana membedakan apa yang dapat klakukan dengan kekuatanku dan apa yang di luar kemampuanku, apa yang tergantung padaku dan apa yang tidak tergantung padaku" jawab Pangeran
"Bagus! Gunakan kekuatanmu sesuai kemampuanmu. Lupakan apa yang diluar kekuatanmu, apa yang engkau tak sanggup mengubahnya" dan sang Pertapa menghilang.
Tak lama kemudian, sang Pangeran tiba di Pintu kedua yang bertuliskan "UBAHLAH SESAMAMU"
"Ini memang keinginanku" pikirnya. "Orang-orang di sekitarku adalah sumber kesenangan, kebahagiaan, tetapi mereka juga yang mendatangkan derita, kepahitan dan frustrasi"
Dan kemudian ia mencoba mengubah semua orang yang tak disukainya. Ia mencoba mengubah karakter mereka dan menghilangkan kelemahan mereka. Ini menjadi pertarungannya yang kedua.
Tahun-tahun berlalu, kembali ia bertemu sang Pertapa.
"Apa yang engkau pelajari kali ini?"
"Saya belajar, bahwa mereka bukanlah sumber dari kegembiraan atau kedukaanku, keberhasilan atau kegagalanku. Mereka hanya memberikan kesempatan agar hal-hal tersebut dapat muncul. Sebenarnya di dalam dirikulah segala hal tersebut berakar"
"Engkau benar" Kata sang Pertapa. "Apa yang mereka bangkitkan dari dirimu, sebenarnya mereka mengenalkan engkau pada dirimu sendiri.
Bersyukurlah pada mereka yang telah membuatmu senang & bahagia dan bersyukur pula pada mereka yang menyebabkan derita dan frustrasi.
Karena melalui mereka lah, Kehidupan mengajarkanmu apa yang perlu engkau kuasai dan jalan apa yang harus kau tempuh"
Kembali sang Pertapa menghilang.
Kini Pangeran sampai ke pintu ketiga "UBAHLAH DIRIMU"
"Jika memang diriku sendiri lah sumber dari segala problemku, memang disanalah aku harus mengubahnya". Ia berkata pada dirinya sendiri.
Dan ia memulai pertarungannya yang ketiga. Ia mencoba mengubah karakternya sendiri, melawan ketidak sempurnaannya, menghilangkan kelemahannya, mengubah segala hal yg tak ia sukai dari dirinya, yang tak sesuai dengan gambaran ideal.
Setelah beberapa tahun berusaha, dimana sebagian ia berhasil dan sebagian lagi gagal dan ada hambatan, Pangeran bertemu sang Pertapa kembali.
"Kini apa yang engkau pelajari ?"
"Aku belajar bahwa ada hal-hal di dalam diriku yang bisa ditingkatkan dan ada yang tidak bisa saya ubah"
"Itu bagus" ujar sang pertapa. "Ya" lanjut Pangeran, "tapi saya mulai lelah untuk bertarung melawan dunia, melawan setiap orang dan melawan diri sendiri. Tidakkah ada akhir dari semuai ini ? Kapan saya bisa tenang ? Saya ingin berhenti bertarung, ingin menyerah, ingin meninggalkan semua ini !"
"Itu adalah pelajaranmu berikutnya" ujar Pertapa. Tapi sebelum itu, balikkan punggungmu dan lihatlah Jalan yang telah engkau tempuh". Dan ia pun menghilang.
Ketika melihat ke belakang, ia memandang Pintu Ketiga dari kejauhan dan melihat adanya tulisan di bagian belakangnya yang berbunyi "TERIMALAH DIRIMU".
Pangeran terkejut karena tidak melihat tulisan ini ketika melalui pintu tsb.
"Ketika seorang mulai bertarung, maka ia mulai menjadi buta" katanya pada dirinya sendiri.
Ia juga melihat, bertebaran di atas tanah, semua yang ia campakkan, kekurangannya, bayangannya, ketakutannya. Ia mulai menyadari bagaimana mengenali mereka, menerimanya dan mencintainya apa adanya.
Ia belajar mencintai dirinya sendiri dan tidak lagi membandingkan dirinya dengan orang lain, tanpa mengadili, tanpa mencerca dirinya sendiri.
Ia bertemu sang Pertapa, dan berkata "Aku belajar, bahwa membenci dan menolak sebagian dari diriku sendiri sama saja dengan mengutuk untuk tidak pernah berdamai dengan diri sendiri. Aku belajar untuk menerima diriku seutuhnya, secara total dan tanpa syarat."
"Bagus, itu adalah Pintu Pertama Kebijaksanaan" , ujar Pertapa. "Sekarang engkau boleh kembali ke Pintu Kedua"
Segera ia mencapai Pintu Kedua, yang tertulis di sisi belakangnya "TERIMALAH SESAMAMU"
Ia bisa melihat orang-orang di sekitarnya, mereka yang ia suka dan cintai, serta mereka yang ia benci. Mereka yang mendukungnya, juga mereka yang melawannya.
Tetapi yang mengherankannya, ia tidak lagi bisa melihat ketidaksempurnaan mereka, kekurangan mereka. Apa yang sebelumnya membuat ia malu dan berusaha mengubahnya.
Ia bertemu sang Pertapa kembali, "Aku belajar" ujarnya "Bahwa dengan berdamai dengan diriku, aku tak punya sesuatupun untuk dipersalahkan pada orang lain, tak sesuatupun yg perlu ditakutkan dari merela. Aku belajar untuk menerima dan mencintai mereka, apa adanya.
"Itu adalah Pintu Kedua Kebijaksanaan" ujar sang Pertapa,
"Sekarang pergilah ke Pintu Pertama"
Dan di belakang Pintu Pertama, ia melihat tulisan "TERIMALAH DUNIA"
"Sungguh aneh" ujarnya pada dirinya sendiri "Mengapa saya tidak melihatnya sebelumnya". Ia melihat sekitarnya dan mengenali dunia yang sebelumnya berusaha ia taklukan dan ia ubah.
Sekarang ia terpesona dengan betapa cerah dan indahnya dunia. Dengan kesempurnaannya.
Tetapi, ini adalah dunia yang sama, apakah memang dunia yang berubah atau cara pandangnya?
Kembali ia bertemu dengan sang Pertapa : "Apa yang engkau pelajari sekarang ?"
"Aku belajar bahwa dunia sebenarnya adalah cermin dari jiwaku. Bahwa Jiwaku tidak melihat dunia melainkan melihat dirinya sendiri di dalam dunia. Ketika jiwaku senang, maka dunia pun menjadi tempat yang menyenangkan. Ketika jiwaku muram, maka dunia pun kelihatannya muram.
Dunia sendiri tidaklah menyenangkan atau muram. Ia ADA, itu saja.
Bukanlah dunia yang membuatku terganggu, melainkan ide yang aku lihat mengenainya. Aku belajar untuk menerimanya tanpa menghakimi, menerima seutuhnya, tanpa syarat.
"Itu Pintu Ketiga Kebijaksanaan" ujar sang Pertapa. "Sekarang engkau berdamai dengan dirimu, sesamamu dan dunia" Sang pertapa pun menghilang.
Sang pangeran merasakan aliran yang menyejukkan dari kedamaian, ketentraman, yang berlimpah merasuki dirinya. Ia merasa hening dan damai.
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Senin, 03 Maret 2014
NASIB SEEKOR BURUNG
Anak itu semakin tidak sabar menanti, karena kakek tua tersebut tidak segera memberikan jawabannya. Setelah agak lama berpikir, kakek tua itu berkata;
?Secara jujur harus aku katakan bahwa aku tak tahu apakah burung kecil dalam genggamanmu itu masih hidup atau telah mati. Namun aku tahu satu hal, yakni bahwa nasib burung itu berada dalam genggaman tanganmu.?
Hidupkupun bagaikan nasib burung kecil itu, karena Tuhan menghargai kebebasanku untuk menentukan arah dan nasib hidupku sendiri.
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Minggu, 02 Maret 2014
AKU PERNAH DATANG DAN AKU SANGAT PATUH
Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah. Papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, "saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan". Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yuan.
Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada ASI dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil, anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar, walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai Yu Yuan. Di tengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa.
Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa, mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah. Mencuci baju, memasak nasi dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah.
Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya. Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya diceritakan kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya.
Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia. Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia.
Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi, saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara, tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengerluarkan darah dan tidak mau berhenti. Di pahanya mulai bermunculan bintik-bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa.
Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri di kursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak, kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.
Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar $ 300.000. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang
ke sanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu-satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.
Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus. Dalam hati Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir di kala kata-kata belum sempat terlontar. "Papa saya ingin mati". Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, "Kamu baru berumur 8 tahun, kenapa mau mati". "Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit ini."
Pada tanggal 18 Juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang ke rumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya: "Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya, lihatlah foto ini".
Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu mencoba dan tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto. Yu Yuan
kemudia memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar. Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin.
Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita tentang anak yg berumur 8 tahun mengatur pemakamannya sendiri dan akhirnya menyebar ke seluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu negara bahkan sampai ke seluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini. Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang.
Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese di dunia saja telah mengumpulkan 560.000 dollar. Biaya operasi pun telah tercukupi. Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang.
Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan.
Ada seorang teman di e-mail bahkan menulis: "Yu Yuan anakku yang tercinta, saya mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta."
Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota. Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita di dalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus. Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya. Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat. Pada permulaan terapi, Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Yu Yuan yang dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perermpuannya, air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.
Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, "Anak yang baik". Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen di mana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan di pencernaan dan selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu Yuan.
Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain. Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut, fisik Yu Yuan semakin lemah.
Pada tanggal 20 Agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan: "Tante, kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya? Tanya Yu Yuan kepada wartawan tersebut. Wartawan tersebut menjawab, "karena mereka semua adalah orang yang baik hati". Yu Yuan kemudia berkata : "Tante, saya juga mau menjadi orang yang baik hati". Wartawan itupun menjawab, "Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik". Yu Yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. "Tante, ini adalah surat wasiat saya."
Fu Yuan kaget, sekali membuka dan melihat surat tersebut, ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan di atas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan.
Dalam satu artikel itu, nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan. Di belakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Tolong,....... Dan dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang- orang yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar. "Sampai jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan katakan ini juga pada pemimpin palang merah, setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas sembuh". Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya.
Aku pernah datang dan aku sangat patuh, demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan. Pada tanggal 22 Agustus, karena pendarahan di pencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula-mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis. Semua orang ingin membantu meringankan penderitaannya, tetapi tetap tidak bisa membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air sungguh telah pergi ke dunia lain.
Di kecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga yang ditumupuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan "Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil di atas langit, kepakkanlah kedua sayapmu. Terbanglah..............." demikian kata-kata dari seorang pemuda tersebut.
Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Di depan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan
kepergian Yu Yuan.
Di depan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa. Di atas batu nisannya tertulis, "Aku pernah datang dan aku sangat patuh" (30 Nov 1996 - 22 Agustus 2005). Dan di belakangnya terukir perjalanan singkat riwayat hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah di saat dia masih hidup telah menerima kehangatan dari dunia. Beristirahatlah gadis kecilku, nirwana akan menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu.
Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian.
Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut. "Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami di atas sana. Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata "Aku pernah datang dan aku sangat patuh".
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Jumat, 28 Februari 2014
Bisnis vsi kalem saja
Muhammad Mulyady > VSI Team
Bincang-Bincang Tentang VSI
Tweet Ustad @Yusuf_Mansur, tanggal 1 Maret
2014 :
Di VSI gak wajib nyari downline. Yang penting,
pake untuk lalu lintas transaksi. Punya keluarga
kan? Kawan2? Coba bayar-bayar keperluan rumah
tangganya lewat VSI.
Umpama 1 orang di 1 keluarga, ikut VSI. Maka,
gunakan akun dia untuk jadi pintu bayar2
transaksi2 di rumah tangganya. Bahkan keluarga2
lain/tetangga/kawan.
1 kantor nih... satu oooo...rang saja ikut VSI,
maka 1 kantor bisa menghemat dari biaya2 admin
dari transaksi rutin macam listrik, air, pulsa, dll.
Bahwa VSI juga memfasilitasi mereka yang mau
ngereferensiin, ya itu benefit lain. Ngunjukin
doangan, dapat bonus dari perusahaan. .+bonus
transaksi.
Tapi jaga akhlak dalam masarin VSI. Jangan
kelewat bicara dunia. Tar jadi berebur, berantem.
Kalem aja. Rizki sudah diatur Allah.
Bantu saja orang lain, supaya bisa hemat
pengeluaran2 rutin. Sebab bicara VSI, bicara
cashback. Tar juga jaringannya gede sendiri.
Adapun soal hadiah, jika bikin sepet mata, ya
saya pikirin untuk menggantinya dengan yang
lebih manfaat, & gak bikin kita gila dunia.
Di bisnis payment, soal hadiah biasa diberi.
Bahkan di kalangan perbankan puluhan juta
nasabah, hadiahnya dikit. Di VSI, dari awal sudah
berbagi.
Fee yang mustinya jadi fee perusahaan, dibagi
kepada sebanyak2nya mata rantai ekonomi. Ini
tidak terjadi di industri payment lain. Buat mereka
doangan feenya.
Sebagai sebuah lembaga baru, VSI kudu banyak
berbenah & siap2 untuk lebih baik lagi dalam
melayani keluarga Indonesia. Yah, 3-5 bulan lagi
cakep dah. Aaamiin.
Kepada yang mau jalanin VSI, adalah sangat baik
bila di awal-awal perkenalkan benefit dari
produknya. Bonus jaringan, adalah bonus saja.
Supaya apa? Supaya visi misi VSI, elegant
tersampaikan. Untuk yang kontra, gpp. Teruskan
saja. InsyaaAllah jadi promo yang baik buat VSI
nantinya. Makasih.
Setiap kita bayar listrik, isi pulsa, air, telepon, &
kelak belanja, tol, dll., itu ada bisnis payment yang
gila-gilaan. Lebih baik jangan jadi penonton.
Yah... dengan segala kekurangan Yusuf Mansur
dkk... & VSI, serta seluruh kegiatan amal usaha &
dakwah, banyak-banyak saya dkk minta maaf &
doa. Salam hormat.
Tweet dari @rianhananto: saya kira harus wajib
cari downline tadz, biar balik modal
Jawaban Ustad @Yusuf_Mansur : gak gitu... sip.
Pake saja VSI nya untuk sehari-hari. Dah
nguntungin banget-banget.
Bila 200jt orang Indonesia jadi downline, habis
dong? He he he, makanya sudut pandang cari
member itu bukan satu-satunya alasan VSI
didirikan.
Contoh kecil, setiap bayar listrik ada biaya
adminnya kan? Jika 200jt orang ikut? Lalu bisa
hemat 1000 rupiah per transaksi? 200M
hematnya.
Keuntungannya itu gak kemana2. Ke kita kita
juga.
Fee based income tahun lalu menurut informasi
yang saya dapat, mencapai 340 trilyun. Wajar
insyaAllah kita ikutan mencicipi kuenya.
Apalagi bila komunitas VSI bisa diberdayakan
untuk jual beli, jadi pasar. Tukar menukar info,
produ k& jasa, widdiyy, gak kebayang manfaatnya.
Ibu-ibu yang rapih keuangannya, biasanya
nyimpan deposit untuk token listrik, dll di akun
bank. Tinggal debet. Lah kalau jutaan ibu2? Piro?
He he he, mestinya ibu-ibu itu dapat bonus dari
depositnya. Lah ini malah tetap kena biaya admin.
Inilah salah 1 yang digarap VSI.
Perbaikan & penyempurnaan adalah keharusan.
Apalagi di transaksi, masih perlu perjalanan
hingga menuju sempurna. Butuh doa kawan-
kawan.
Doain, supaya bisa ngakuisisi bank syariah sendiri.
Jadi depositnya gak kemana-mana. Selain itu,
dengan single bank, transaksi jadi real-time, gak
ada delay.
Ok ya. Sekali lagi, buat yang mau jalanin VSI,
jangan terkonsentrasi di jaringan membershipnya
saja. Jaga jaga akhlak. Bantu saja orang lain ber-
VSI.
Soal sistem, maaf. Ini soal perbedaan pandangan.
Mohon izinnya ya saya berprinsip agak beda. We
are friend kan? Biar tetap asyik. Beda, boleh.
Tweet dari @mita_taa : alhamdulillah sudah join
tad, gak buat apa2 lebih ke pemakaian sendiri,
kebukti enak banget gak ribet, iseng2 cek sudah
bnyak saja jaringan
Tweet dari @roniekaprasetya : Bank Mansur
Syariah
Jawaban ustad @Yusuf_Mansur : Nah... Cakep...
hi hi hi....
Tweet @mimpiTA : bayar tiket keretanya kok
belum bisa tadz?
Jawaban ustad @Yusuf_mansur : Ya itu.
KamingSun. Termasuk tiket pswt. Siapa tahu
malah punya sendiri kereta & pesawatnya he he.
Tweet dari @andre_witjak : itu mah ibu2 yang
kebanyakan duit,.hehe.
Jawaban ustad @Yusuf_Mansur : gini, dengan kita
standbyin tabungan, lalu autodebet, itu namanya
udah deposit.
Tweet dari @nyaknyeaisyah_ : saya pakai VSI
saja. Jadi member or gak kan, memang kita pakai
pulsa listrik, hp, modem internet dll. Jadi mending
member
Jawaban ustad @Yusuf_Mansur : sip.
Tweet dari @DarainNana : tapi pak harus
yakinkan kami ya tidak ada pembubaran ditengah
jalan program ini
Jawaban ustad @Yusuf_Mansur : Allah doangan
yang bisa mastiin. Tapi we do & pray the best.
Tweet dari @AndikaRowland : ada yang mau join
VSI tapi dia sudah ikut e-Miracle, boleh gak
Ustad...? Tolong dijawab ya Ust. Makasih
sblmnya.
Jawaban ustad @Yusuf_mansur : Boleh....
Tweet dari @Dianz_dc : Alhamdulillah sejak awal
November ikut VSI, belum pernah beli pulsa
keluar. Lancar jaya. Bapak di rumah juga senang.
Jawaban ustad @Yusuf_mansur : Lancar Mansur,
he he he. Salam ya.
Tweet dari @UnitedOnly : untuk modal pendirian
bank syariah itu dari putaran uang di VSI yah
tadz?
Jawaban ustad @Yusuf_Mansur : Bukan. Kita
patungan saja. Gak mahal kok.
Tweet dari @ibututy : Ustad, bayar PDAM belum
bisa ya tadz??
Jawaban ustad @Yusuf_Mansur : Banyak yang
masih belum bisa... tapi ke depan, bismillah dah,:
banyak yang bisa nya.
Beli duku, beli selasih. Cukup sekian dulu. Terima
kasih. He he, maksain ya? Saya pengen semua
orang, kalem saja. Ok ya. Sampai nanti...
Wassalam.
Salam Sukses
Senin, 24 Februari 2014
CERITA GUNUNG
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1